Hilang
Hatinya curam, tergerus satu demi satu. Melewat batas, mengambang tanpa batas. Suara burung menjadi hina, tercipta untuk percuma.
Ketika akhir cerita terasa akan tiba, bahtera itu pun datang. Membawa kegembiraan. Membawa harapan, rasa cinta, rasa tenang-damai.
Rumah-rumah pun dibangun'nya'. Tetap pada batas, tanpa kemewahan. 'Ia' menawarkan keamanan
Tempat bermunajat didirikan'nya'. Tak megah, namun tak percuma pula. 'Ia' menawarkan ketenangan
'Ia' pun merasa cukup, lalu berjalan menuju kapalnya untuk kembali ke masa lalu'nya'. Namun pandangan'nya' berhenti, tertuju pada tempat kosong yang terabaikan
'Ia' berjalan menuju tebing curam tersebut, lalu merasa sesuatu yang lain pada tebing tersebut. 'Ia' menancapkan janji padanya
Janji dalam membangun tempat perlindungan untuk diri'nya'
'Ia' pun membangun tanpa kenal lelah, tanpa kenal henti
Hingga pada saatnya, 'ia' mendapatkan balasan atas semua yang 'ia' tawarkan
Tebing yang curam pun berubah. Lebih anggun, sederhana namun tak berbahaya
Hati yang muram itu pun berubah. Lebih dewasa, lebih merasa.
Berpadu senyum dengan sang pendatang
Namun sebutan sebagai pendatang pun perlahan tergerus oleh waktu
Tergerus, menjadi penetap. Penetap selamanya dalam hatinya yang 'Hilang'
Ahmad Saval June 16th
