Eksistensi F
Sepersekian menit sebelum menit ini, hati ini tidak tenang. Ada sebagian perasaan dimana saya harus merelakan sesuatu yang dianggap cinta itu, agar dapat menjadi wujud keesensiannya sebagai cinta. Namun, sebagian perasaan lainnya mengatakan bahwa saya yang pengecut ini, harus mencari cara lain mendekatinya, yaitu dream-transfer. Saya pun mengikuti perasaan yang kedua.
Saya coba melakukan itu. Lampu dimatikan, musik ditenangkan, alat elektronik diabaikan. Mencari ketenangan yang klimaks. Satu detik, dua detik, hingga beberapa detik kubuang demi mendapatkan ketenangan yang mendukung. Entah pada detik keberapa, ketenangan pun tiba dan langsung saja kucoba. Sekujur badan hitam, memandikannya dengan cahaya, atau lebih tepatnya bola cahaya. Kukirim mimpi ini dengan segala niat, dengan kuabaikan buruk-baiknya niat itu. Selesai, dan kubuka perlahan mata nyata ini. DAR, tiba-tiba petir menyambar, tak ada angin, apalagi hujan. Petir itu hanya datang sekali, tak berkelanjutan lagi. Tetapi hadirnya seakan memberikan teguran keras pada saya, sekeras hentumannya. Mengenai sampai atau tidaknya pesan yang saya bawa, kepedulian saya terhadap itu pun langsung hilang seketika.
Langsung kusadari, bahwa yang saya ikuti-yang pada saat itu saya anggap sebagai 'perasaan', nyatanya hanya sebuah birahi, yang menguasai hampir seluruh tubuh manusia saat mabuk, entah itu mabuk minuman, mabuk judi, ataupun mabuk cinta.
